CMNnews-INDONESIA
citramedianusantara.com
Semarang- Keputusan yang mengharuskan anggota Paskibraka untuk membuka jilbab selama upacara resmi telah menimbulkan gelombang protes di Jawa Tengah. Keputusan ini dianggap kontroversial dan memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk SAPMA Pemuda Pancasila Jawa Tengah.
SAPMA Pemuda Pancasila, melalui pernyataan resminya yang di sampaikan langsung Ketua Satuan Pelajar Dan Mahasiswa (SAPMA) MPW Jawa Tengah Bagus Pujianto Raharjo , Ia menyatakan ketidak setujuannya terhadap kebijakan tersebut. Mereka menilai bahwa kebebasan beragama dan hak asasi manusia harus dihormati, termasuk hak untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari identitas dan keyakinan.
“Kami sangat menentang keputusan ini. Setiap individu berhak menjalankan keyakinannya tanpa tekanan atau paksaan, apalagi dalam kegiatan yang seharusnya menjadi simbol nasionalisme dan kebanggaan bangsa,” ujar Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Jawa Tengah.
Lanjut Bagus, Kebijakan ini juga dinilai bertentangan dengan semangat kebhinnekaan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia. Para aktivis dan tokoh masyarakat pun turut menyuarakan keprihatinan mereka, menekankan bahwa keputusan ini dapat merusak citra Paskibraka sebagai wadah pemersatu bangsa, tandasnya
Di sisi lain, pihak yang mendukung kebijakan ini beralasan bahwa aturan seragam harus dipatuhi demi keseragaman dan disiplin. Namun, kritik dari masyarakat dan berbagai organisasi menyoroti bahwa aspek kebebasan beragama harus tetap diutamakan.
Hingga saat ini, polemik tersebut masih terus berlanjut, dan SAPMA Pemuda Pancasila Jateng menegaskan akan terus mengawal isu ini hingga ada kejelasan dan keadilan bagi seluruh pihak yang terlibat.